AROMA BODYKU YANG SUPER HOT ENAK DIPERKOSA DENGAN SANGAT NIKMAT, Hasrat-Bispak66 Lebih dari tiga tahun saya bekerja selaku pembantu rumah tangga, majikanku ini tersohor kaya dan baik apa lagi ia yaitu kades serta ditakuti oleh penduduknya, majikanku ini namanya Bapak Dimas, waktu bekerja di tempat ini saya rasakan nikmat tidak nikmatnya jadi pembantu, dan insiden waktu tinggal di tempat ini saya pernah digagahi.
Malam itu benar-benar panas sekali saya pengin tidur saja sulit lantas saya bukalah jendela kamarku biar anginnya masuk ke kamarku dan saya berubah kemeja dengan daster tipis saya mennyalakan kipas anginnya anyar saya dapat tertidur lelap. Yang membuat saya kebingungan di saat itu saya jadi mimpi dengan pengemudi pribadinya Bapak Dimas.
Namanya Pak Aris dalam mimpiku ia membukukanngiku dan memegangku tanpa ada pakain dan telanjang keseluruhan, meskipun umurnya yang telah tua namun tubuhnya itu yang kekar seperti orang umumnya fitnes, beliau punyai tubuh yang kekar serta berotot.
Serta yang membuatku geli yaitu buah terong yang menggantung cantik di pangkal pahanya. Ih, demikian menggemaskan.Perlahan beliau dekatiku serta langsung meremas remas buah dadaku yang sudah terbuka bebas.
Tidak tahu mengapa belaian Pak Aris berasa demikian riil, seperti bukannya dalam mimpi. Juga saat bibir tebalnya mulai melumat kupingku saya sempat tersentak dan pelan-pelan terpelihara dari tidurku. Tapi begitu kagetnya saya saat mengenal apa yang sebetulnya berlangsung.
Nyatanya apa yang saya rasakan barusan tidak cuma mimpi. Di depanku rupanya serius ada figure Pak Aris yang merengkuh badanku.Pak Aris! Apa yang Bapak kerjakan? Saya menggerakkan badan Pak Aris kuat-kuat maka dari itu ia terjengkang ke belakang.
Selekasnya saya tutupi badanku yang rupanya hampir telanjang dengan selimut.Tenang, Lis! Telah lama saya menyimpan gairahku padamu! Kembali Pak Aris coba memeluk badanku. Tapi kembali saya menggerakkan badannya kuat-kuat ke belakang.
Pergi! Gertakku.Atau saya akan teriak!Silakan teriak! Sia-sia saja kamu teriak. Sebab tak kan ada orang yang mendengarmu. Apa kamu lupa, Pak Dimas serta keluarga barusan sore telah pergi ke Bandung untuk berlibur! Menjadi lebih baik kamu taati saja hasratku!Pak Aris tersenyum sinis.
Saya kian ketakutan saat Pak Aris kembali dekatiku. Selekasnya saja saya melonjak dari dipan serta coba lari menuju pintu dengan situasi telanjang. Akan tetapi naas! Saya kalah cepat dengan Pak Aris.
Dengan cara cepat, dia membekukku dari belakang dan menekankan badanku mengarah dinding. Ke-2 tangannya mencengkam kuat lenganku ke atas tembok, sedang ke-2 kakinya mengamankan kakiku maka dari itu saya susah untuk bergerak.
Saya berusaha untuk meronta maksimal. Tapi buang waktu, tenaga Pak Aris memanglah jauh semakin kuat diperbandingkan tenagaku yang cuman seorang wanita. Lebih kuat saya meronta, bertambah kuat genggaman Pak Aris di Badanku.
Tolong, Pak! Bebaskan saya! saya menangis serta mengemis terhadap Pak Aris. Tapi buang waktu saja. Beliau tidak dengerin perkataanku. Sampai dengan liar Pak Aris menusukiku dengan ciuaman mautnya.
Lambat-laun tanagaku terkuras habis. Badanku jadi lemas. Saya sudah tak dapat melakukan hal apapun kembali. Yang dapat saya kerjakan semata-mata pasrah serta mengikuti peraturan mainnya Pak Aris.Pelan-pelan cengkaman Pak Aris mulai mengendor.
Perbuatannya yang awalnya kasar mulai melunak serta beralih jadi halus. Juga saya akan masuk dalam bermainnya sewaktu secara halus Pak Aris mulai menggesek-gesekkan batan kejantanannya ke atas pahaku.
Saat itu kakiku berasa lemas serta lesu. Saya tidak kuat kembali menyokong berat tubuhku sendiri, hingga saya mulai terkulai. Tetapi dengan cepat, Pak Aris lekas tangkap badanku, mengangkutnya lalu menuntunku ke atas tempat tidur.
Sekejap tebersit di muka Pak Aris sebuah senyuman kemenangan. Setelah itu secara halus dia mulai melumat bibirku. Tidak tahu mengapa saya tidak mampu buat menampiknya. Sampai ada dorongan kuat dari dalam diriku buat membalasnya lumatannya itu.
Nach, demikian donk Lis! Kalaupun berikut ini kan lebih sedap! kata Pak Aris suka.Saya tersenyum tersipu-sipu.Bapak betul, kemungkinan lebih bagus saya ikuti bapak dari awal barusan. Bahkan, udah lama pun saya tidak mendapati sentuhan lelaki.
Kembali Pak Aris tersenyum suka.Trus, ngapain kamu barusan gunakan coba berontak, Lis?"Barusan saya cuman terkejut saja. Dibalik tampilan bapak yang bersahaja, kok begitu tega bapak coba menggagahi saya.
Tetapi, ah biarlah! Yang pentingkan saat ini saya telah menjadi punya Bapak!Kembali Pak Aris mulai mencumbuku. Kecupannya mulai menjalar lewat leherku lalu turun ke buah dadaku. Kumis tebalnya yang kasar sapu kulit dadaku hingga menyebabkan kesan tertentu yang makin membuatku terasanya terbang ke angkasa.
Kecupan serta jilatan Pak Aris selalu bergerak turun. Sementara tangan kirinya meremas-remas buah dadaku, tangan kanannya tengah repot di pangkal pahaku membuat pilinan-pilinan yang kurasa nikmat.Oh, Pak Aris! Gak boleh siksa saya sesuai ini! rengekku.Pak Aris tak mempedulikan ucapanku.
Malahan dia justru menyibakkan rumput-rumput liar yang menghambat pintu goa darbaku.Wah, Lis! Begitu indah memiaw kamu. Berwarna merah muda dengan baunya yang menyebar. Oh, benar-benar memikat.
Laksana sekuntum mawar merah yang sedang merekah saat pagi hari. Pastinya kamu menjaganya secara baik. Oh, Lis! Saya sukai sekali dengan memiaw yang semacam ini!Perlahan Pak Aris menjulurkan lidahnya dan sapu permukaan klitorisku.
Berasa kasar, memanglah. Tetapi nikmat!Ayolah, Pak! Ouhh, saya sudah tak tahan kembali. Saya lagi mengemis pada Pak Aris. Akan tetapi ia terus memainkan emosiku. Pada akhirnya saya cari ide lain.
Saya coba menggerayangi badan kekar Pak Aris sembari melacak buah terong yang menggantung di pangkal pahanya.Dan tidak sulit buatku buat mendapati buah terong sebesar itu. Secara lembut serta manja, saya mulai mengocak tangkai kont*l Pak Aris dibarengi dengan pijatan-pijatan yang membikin beliau merem terbuka.
Perlahan-lahan saya memandu kont*lnya ke arah memiawku yang telah basah. Tapi dengan nakal, Pak Aris cuma tempelkan dan menggesek-gesekkan ujung kepala kont*lnya di atas bibir vaginaku.
Berasa geli, memeng. Namun kesan yang saya rasakan berasa nikmat. Belumlah sempat saya merasai yang sebagai berikut.Oh, Pak Aris! Ayolah.saya sudah gak tahan kembali, cepat masukkan donk!Saya telah tak dapat tahan ditangani sesuai itu.
Perlahan-lahan saya menambah bokongku ke atas buat menyongsong kejantanan Pak Aris yang udah ngaceng. Selanjutnya saya mendesak bokong Pak Aris ke bawah biar kont*l itu dapat masuk dengan prima.Narasi Sex Tiduri,Narasi Porno gagahi,Cerit ngentot Setubuhi,Narasi Cabul gagahi,Narasi Hot Cabuli,Cabuli Kenikmatan
Aaarrrghhh! saya menjerit kecil sewaktu tangkai kont*l Pak Aris yang besar itu tembus lubang vaginaku. Awalannya berasa geret dan perih, karena ukuran k*ntol Pak Aris memang besar dan panjang kalau dibanding dengan punya suamiku.
Akan tetapi seusai buah terong itu terbenam sejenak dalam lubang vaginaku, rasa perih itu perlahan-lahan berganti jadi rasa nikmat.Perlahan Pak Aris mulai mengayunkan bokongnya naik serta turun.
Hooohh.., Pak! Ssstt, sedap Pak! saya jadi bicara tidak karuan.Marilah, Lis!Goyangkan pan..tatmu! Ooohhh!Saya ikuti kata Pak Aris. Kucoba untuk ikuti irama dan beberapa gerakan nikmat yang sedang dilakukan Pak Aris.
Gesekan-gesekan lembut di antara tangkai kont*l Pak Aris dengan dinding vaginaku berasa nikmat.Ohhh, Lis! Yabegitu! Terusgoyangkan bokongmu! Uuuhh, oohh, yes!Pak Aris kelihatan demikian nikmati permainan kami.
Kusaksikan mukanya menengadah dengan mata terpejam, seakan menghayati sedotan dari vaginaku. Terkadang dari bibirnya kedengar lenguhan serta desisan kesenangan.Aku juga nikmati sikatan-sodokan baik tangkai k*ntol Pak Aris.
Bahkan juga saya memegang badan kekar Pak Aris dengan kuat. Seakan tidak mau stop dari permainan itu. Keringat mengucur deras lewat pori-pori badan kami, hingga dada area Pak Aris yang dengan bulu halus terlihat cemerlang lantaran basah oleh keringat.
Saya tak mengira, rupanya di umurnya yang sampai 1/2 era itu, Pak Aris masih punyai stamina yang sempurna. Hingga saya kebingungan hadapi goyangan dan sikatan mautnya.
Sampai pada akhirnya saya rasakan ada suatu hal yang berdenyut dari dalam rahimku.Ooohh, Pak! Saya, pengen ke..luar!Ssshhhtt, Arrhhhggg! Saya tak kuat kembali meredam suatu yang menekan keluar dalam rahimku.
Tapi Pak Aris masih tetap mengayunkan kont*lnya masuk-keluar dan menusuk-nusuk goa darbaku. Dan sejenak lantas, saya pun rasakan tangkai k*ntol Pak Aris mulai nyut-nyutan dalam vaginaku.
Hingga selanjutnya.Aaaoouuhhh, Lis! Nikmat bangeet!Cairan putih kental menyemburkan deras dari ujung tongkol Pak Aris. Pak Arispun setelah itu jatuhkan diri ke segi badanku. Napasnya nampak tersengal-sengal serta dilihat kecapean.
Oh, Pak Aris! Bapak benar-benar top. Udah lama saya tidak merasai nikmat sebagai berikut. Terima kasih ya Pak! Saya memegang badan Kekar Pak Aris.Kusandarkan kepalaku di dada bagian Pak Aris sekalian mengelus-elus bulu-bulu halus yang berbaris rapi sampai ke pangkal pahanya. Secara lembut juga Pak Aris membelai rambutku yang sedikit oleh keringat. Ah, nyatanya disetubuhi itu tidak selama-lamanya tidak sedap. Ini kali malah saya menghendakinya kembali.