CERITA DEWASA ISTRIKU FATIMAH MENIKMATI DIENTOT MALING PERKASA

CERITA DEWASA ISTRIKU FATIMAH MENIKMATI DIENTOT MALING PERKASA


CERITA DEWASA ISTRIKU FATIMAH MENIKMATI DIENTOT MALING PERKASA, Hasrat-Bispak66 Mendadak suatu suara keras menggugah kami di larut malam. Fatimah istriku merengkuh lenganku karena sangat ketakutannya. Suara itu hadir dari arah dapur. Kayaknya kaca yang jatuh acak-acakan. Perasaanku menyampaikan ada sesuatu hal yang gak selesai ada di rumah ini. Saya bangun serta menghidupkan lampu. Istriku usaha meredam saya. Dengan berhati-hati saya bangun dan buka pintu dan ambil langkah ke dapur. WAJIB 4D


Saya terkejut dengan ketakutan yang sangat saat ada figure asing di bawah jendela dapurku. Kelihatan di lantai kaca jendela pecah berantakan. Pastilah ia ini maling yang akan merampas dalam rumah kami. Sama


terkejut dengan lincahnya begal ini berdiri dan mengambil langkah pendek menyabet pisau dapur kami yang tak jauh dari tempatnya. Orang ini lebih besar dari saya. Dengan rambut dan jambangnya yang tidak bercukur terlihat demikian gahar. Dengan bajunya yang T. Shirt gelap dan celana jean bolong-bolong ia menyeringai memberi ancaman saya dengan pisau dapur itu.


Saya memang lelaki yang tidak pernah mengetahui bagaimana berkelahi. Lihat tingkah maling ini segera nyaliku putus. Dengan gemetaran yang paling saya lari balik ke kamar tidurku serta tutup pintunya. Akan tetapi kalah cepat dengan maling itu. Saya usaha keras menghimpit untuk mengancing kebalikannya maling itu selalu menggerakkan dengan kuatnya. Istriku histeris berteriak-teriak ketakutan, 


"Ada apakah Maass.. Toloonngg.. Tolongg.."


Akan tetapi suara itu nyata buang waktu. Rumah kami yaitu rumah anyar di perumahan yang sedikit penghuninya. Tetangga paling dekat kami yakni Pak RT yang jaraknya sekitaran 30 rumah kosong, yang belum memiliki penghuni, dari rumah kami. Sementara di arah yang tidak sama yaitu bentang kali dan sawah yang luas berpetak-petak. Semenjak pernikahan kami dua tahun lalu, berikut rumah credit kami yang anyar kami tinggali sepanjang dua bulan ini.


Usaha ambil dan dorong pintu itu dengan tentu dimenangi oleh sang maling. Saya terdepak jatuh ke lantai dan maling itu dengan bebas masuk ruang tidur kami. Ia mengacung-acungkan pisau dapur ke isteriku biar tidak berteriak-teriak sembari meneror ingin menggunting leherku. Istriku sekejap ‘klakep' sepi. Sekalian menodongkan pisau ke leherku dengan kasar saya digapainya dengan menarik bajuku keluar kamar. Matanya kelihatan sapu ruang keluarga dan menarikku merapat ke dalam almari perlengkapan. Jelas di nyari-nyari benda mempunyai nilai yang kami taruh.


Ia mendapati lakban di topangkkan beberapa macam perabotan. Dengan 1/2 membanting ia memajukan saya biar duduk di lantai. Ia me-lakban tangan dan kakiku lantas mulutku sampai saya sungguh-sungguh bungkem. Pada situasi gak berdaya saya diambilnya kembali pada kamar tidurku. Istriku kembali berteriak sembari menangis histeris. Akan tetapi itu cuma sebentar.


Maling ini benar-benar profesional dan berdarah dingin. Ia cuma omong,


"Diam nyonya cantiikk.. Tak boleh membuat saya kalap lhoo.." kembali istriku ‘klakep' dan sepi.


Kelihatan maling itu menyapukan penglihatannya ke Kamar tidurku. Ia melihati jendela, almari, tempat tidur, rack kset dan pesawat radio di kamarku. Ia nampaknya pikir. Seluruhnya kulihat dalam kelumpuhan dan kebisuanku sebab lakban yang mengikat kaki tanganku dan membekap rapat mulutku.


Mendadak maling itu dekati Fatimah istriku yang gemetaran menggulung badannya dipojok tempat tidur sebab shock dan histeris dengan insiden yang lagi terjadi. Dengan lakbannya dia segera bekap mulutnya dan direbahkannya badannya di tempat tidur. Saya tidak dapat apapun cuman sanggup terbaring serta berkedip di lantai. Saya memandang bagaimana sorot mata ketakutan di wajah Fatimah istriku itu.


Rupanya maling itu melebarkan tangan istriku serta mengikatnya terpisah di kiri kanan kisi-kisi dipan kayu kami. Demikian juga di kakinya. Ia bentangkan dan ikat di kaki-kaki dipan. Dan pada akhirnya yang berlangsung yakni saya yang tergelintang lumpuh di lantai sementara Fatimah istriku terlentang dan terlilit di dipan pengantin kami.


Hatiku benar-benar tidak nikmat. Saya cemas maling ini lakukan perbuatan di luar batasan. Memandang figurnya, terlihat ia ini orang kasar. Badannya kelihatan kuat dengan otot-ototnya yang membayang dari T. Shirt dekilnya. Saya taksir tingginya ada sekitaran 180 cm. Saya melihati matanya yang melotot sembari memarahi,


"Diam nyonya cantiikk.." saat lihat istriku yang benar-benar tampak begitu seksi dengan kemeja tidurnya yang serba mini karena udara panas di kamar kami yang sempit ini.


"Saya pengen makan dahulu ya sayaang.. Gak boleh jenis-jenis". Ia nyelonong keluar tuju dapur. Dasar maling tidak dengan modal. Ia ngancam gunakan pisauku, ngikat gunakan lakbanku saat ini makan makananku.


Kelihatan istriku berontak membebaskan diri dengan buang waktu. Kadangkala tampak matanya kuatir dan ketakutan Menyaksikan saya. Saya menggeleng-gelengkan kepalaku berniat melarang bergerak banyak. Irit tenaga.


Setelah makan maling itu gelatakan membukai Beberapa almari serta laci-laci dalam rumah. Ia gak dapat peroleh apapun sebab kami tidak punyai apa- apa. Saya renungkan begitu parasnya bakal sedih karena gigit jari. Kudengar suara gerutu. Kelihatannya ia geram.


Dengan menyepak pintu ia kembali masuk ruangan tidur kami. Buka almari busana dan mengaduk-adukkannya. Dilempar-lemparkannya isi almari sampai lantai penuh berantakan. Ia membuka kotak perhiasan istriku. Dibuang-buangnya perhiasan tiruan istriku.


Sebab tidak mendapat apa yang dicari Maling memindah objek frustasi. Ia pandangi istriku yang celentang dalam ikatan di tempat tidur. Ia merapat sembari membentak,


"Mana uang, manaa..? Dasar miskin yaa..? Kamu umpetin di mana..?"


Tangannya yang berkilau berotot bergerak menggapai pakaian tidur istriku setelah itu menariknya dengan keras sampai robek serta putus kancing-kancingnya. Serta yang lantas kelihatan terekspos yakni bukit kembar yang demikian cantik. Payudara Fatimah yang paling ranum dan padat yang memanglah tanpa BH tiap-tiap jam tidur. Terlihat sekali paras maling itu terlena.


Saat ini saya betul-betul sangatlah takut. Semua Peluang dapat berlangsung. Saya tonton ada transisi raut wajahnya. Selepas tak menghasilkan uang atau benda memiliki nilai ia jadi ingin tahu. Ia terasa memiliki hak mendapatkan alternatif yang setimpal. Maling itu lebih merapat kembali ke Fatimah dan dengan terus menyaksikani buah dadanya yang paling sensual itu. Perlahan-lahan ia duduk ditepian dipan.


"Di mana kamu taruh uangmu nyonya cantiikk..?" sekalian tangan turun sentuh badan Fatimah yang serupa sekali gak dapat menampik karena kaki serta tangannyaterikat lakban itu. Serta tangan itu mulai mengelusi dekat Payudaranya.


Ampuunn.. Kusaksikan bagaimana mata Fatimah begitu paniknya. Ia merem pejamkan matanya sembari Memperdengarkan suara dari hidungnya,


"Hheehh.. Hheehh.. Heehh..".


Istriku keluarkan air mata serta menangis, menggeleng-geleng kepalanya sembari keluarkan dengus dari hidungnya.


Air mata istriku menggairahkan ia kian beringas. Tangan-tangannya tanpa dengan sangsi mengelus- elus selanjutnya meremas-remas buah dada Fatimah dan anggota badan sensitive yang lain. Perihal ini betul-betul membuat darahku menggelegak berang. Saya mesti lakukan perbuatan suatu hal yang bias menyudahi semuanya apa saja efeknya. Yang lalu dapat kulakukan merupakan gerakkan kakiku yang terlilit, menekuk dan menyepakkan ke perbatasan ranjangku. Maling itu terkaget tetapi sekali-kali tak berubah.


"Hey, brengsek. Pengin ngapain kamu. Tak boleh beberapa macam. Tidak boleh usik istrimu yang nikmati pijitanku,"ia membentak saya. Serta saya lalu putus harapan. Saya mustahil lakukan perbuatan apapun kembali. Sekarang cuma batinku yang meratap insiden ini.


Serta yang terjadi selanjutnya yakni suatu hal Yang betul-betul menyeramkan. Maling itu menarik robek seluruhnya pakaian tidur istriku. Ia serius membuat Fatimah telanjang terkecuali celana dalamnya. Selanjutnya ia rebah rapatkan badannya disisinya. Istriku tampak bak rusa tumbang dalam cengkeraman serigala. Dan sekarang pemangsanya merapat buat mengoyak-oyak untuk nikmati badannya.


Ia tidak sanggup berpuat apapun kembali. Dalam 1/2 telanjangnya saya semakin sadari begitu cantiknya Fatimah istriku ini. Ia perlihatkan begitu beberapa bagian badannya memperlihatkan sensualitas yang jelas silau tiap lelaki yang melihatnya. Rambutnya yang mawut tergerai, percakapan lengan dan pundak melahirkan lembah ketiak yang bias menggoyangkan iman beberapa lelaki.


Payudaranya yang membusung ranum dengan pentilnya yang merah ungu sebesar ujung jemari kelingking sangatlah menentang. Perut dengan pinggulnya yang.. Uuhh.. Demikian hebat mengagumkan syahwat. Saya sendiri heran bagaimana saya dapat menimang dewi secantik ini.


Dan sekarang maling biadab itu menenggelamkan wajahnya ke dadanya. Ia menciumi dan menyusu Payudaranya seperti bayi. Ia mengenyoti pentil istriku yang Kedengarannya usaha berontak dengan menggeliang-geliatkan badannya yang dijamin buang waktu. Dengan lebih kasar hasrat nyolongnya sekarang berganti menjadi  gairah binatang yang disanggupi birahi.


Ia menyerobot menjilat-jilat serta menciumi ketiak istriku yang paling sensual itu. Berikut ini acara pesta besarnya. Ia barangkali tidak mengandaikan akan mengecap nikmat tidur dengan wanita secantik Fatimah istriku ini.


Menjarah dengan kenyotan, jilatan dan kecupannya maling ini masuk ke pinggiran pinggul Fatimah selanjutnya naik ke perutnya. Dengan berdengus-dengus dan napasnya yang mengincar ia menjilat-jilati puser Fatimah sekalian tangannya gerayangan ke semua arah meremas dan terlihat kadangkala sedikit mencakar mengalirkan gelegak hasrat birahinya.


Perlawanan istriku sudah menurun. Yang didengar semata-mata gumam dengus mulut tersumpal sembari menggeleng-gelengkan kepalanya selaku pernyataan penolakannya. Kemungkinan ketakutan dan kelelahannya bikin stamina-nya ‘down' dan lumpuh. Sementara si maling terus melumati perut serta menjilat- jilat beberapa sisi sensual badannya.

CERITA DEWASA ISTRIKU FATIMAH MENIKMATI DIENTOT MALING PERKASA

Kebringasan dan kebrutalan selera syahwat maling ini bertambah melesat ke pucuk. Terang bakal mencabuli istriku di muka saya suaminya. Ia bangkit dari dipan serta secara sekejap melepas T. Shirt dan celana dekilnya. Ia menelanjangi dianya. Saya takjub. Maling itu punyai bodi badan yang paling atletis dan mengagumkan menurut ukuran penampakan badan lelaki. Dengan warna kulitnya yang coklat kehitaman berkilat sebab keringatnya terlihat dadanya, otot lengannya perutnya demikian cepat seperti eksekutor binaraga. Tungkai kakinya, paha dan betisnya benar-benar selaras sekali.


Yang membuat saya terperangah ialah kemaluannya. kont*l maling itu demikian memikat. Tampak dari rimbun jembutnya kont*l itu tegak ngaceng dengan bonggol kepalanya yang berkilatan lantaran kerasnya tekanan darah syahwatnya yang memojokkaninya. Besar serta panjangnya di atas rerata kemaluan orang Asia dan tampak amat seirama dalam warna hitaman pada mulanya selanjutnya sedikit belang kecoklat-coklatan pada leher serta ujungnya. Lubang kencingnya tampil dari belahan bonggol yang mekar menentang. WAJIB 4D


Kesan-kesan kekumuhan awal mula yang kutemui dari rambut serta jambangan yang gak bercukur dan bajunya yang dekil langsung hancur demikian lelaki maling ini bertelanjang. Ia tampak benar-benar jantan ragam jago.


Dalam ketakutan serta cemas istriku Fatimah memandang waktu maling itu bangun dan dengan cara cepat melepaskan bajunya. Demikian lelaki maling itu betul-betul telanjang saya menyaksikan pengubahan di wajah serta mata istriku. Paras serta penglihatannya tampak kagum. Yang belumnya layu serta kuyu sekarang kejam dengan mata yang membelalak. Sebab barangkali ketakutannya yang bertambah jadi atau karena tersedianya 'surprise' yang tampil dari figur lelaki telanjang yang sekarang ada dengannya diranjangnya. Anehnya penglihatannya itu gak dilepaskan sampai ekor matanya mengikut dimanapun lelaki maling itu bergerak.


Meskipun saya tidak berani mengaitkan dengan cara nyata, menurut pendapatku muka ragam itu yaitu muka yang didera keinginan birahi. Apakah ada birahi Fatimah bangun dan berkeinginan pada lelaki maling yang dengan beringas udah mengikat dan menelanjangi badannya di muka suaminya itu. Atau mungkin 'surprise' yang dihidangkan lelaki itu udah membalik 180 derajat dari takut, emosi dan tidak suka jadi dorongan syahwat yang hebat yang menyerang seluruhnya sanubarinya? Ahh.. Saya dirasuki cemburu buta. Saya kerap dengar wanita yang sayang dengan penculiknya.


Lelaki maling turun dari dipan serta merayap di muka arah kaki Fatimah yang terlilit. Ia mencapai kaki Fatimah yang terlilit serta mulai dengan menjilat-jilatinya. Lidahnya sapu ujung-ujung jemari kaki istriku setelah itu mengulumnya.Cerpensex


Saya lihat kaki Fatimah yang seolah disengat listrik beberapa ribu watt. Terkejut meronta serta meregang- regang. Saya tidak jelas. Apa itu gerak kaki untuk berontak atau meredam kegelian syahwati. Sementara lelaki maling itu terus serang dengan jilatan-jilatannya di telapaknya. Begitu ia kerjakan di ke-2  tungkai kaki istriku untuk memulai lumatan serta jialatan seterusnya ke arah pucuk nikmat syahwatnya.


Dengan langkahnya maling itu berniat Jatuhkan martabatku jadi suami Fatimah.


"Mas, istrimu sedap sekali loh. Bisa saya ent*t ya? Bisa.. Ha ha. Saya ent*t istrimu yaa.."


Serta saya di sini yang terkapar jenis tangkai pisang gak mempunyai daya cuma bisa menerawang dan menelan ludah.


Tapi ada yang mulai merambati dan merasuk ke sanubariku. Saya ingin ketahui, jenis apa paras Fatimah waktu kont*l maling itu kelak menembusi kemaluannya. Dan hasrat tahuku itu rupanya mulai menstimulasi syahwat birahiku. Dalam terkapar sekalian mata tidak terlepas menyaksikani tingkah lelaki maling telanjang yang melata bak kadal komodo di atas badan pasrah istriku yang elok kont*lku jadi menegang. Saya ngaceng.


Aku saksikan begitu maling itu menyerobot ke Selangkangan istriku. Ia menciumi dan menyedoti paha Fatimah dan tinggalkan merah cupang di tiap rambahannya. Tapi yang bikin jantungku berdegap cepat ialah geliat-geliat badan istriku yang terlilit dan desah dari mulutnya yang terbungkam. Saya sekali-kali tidak memandangnya sebagai perlawanan seorang yang lagi disakiti dan dirampas kehormatannya. Istriku kelihatan demikian tenggelam nikmati tingkah maling itu.


Saya meyakinkan kalau Fatimah sudah terbenam dalam selera seksualnya. Ia menggelinjang-geliat dan menggoyang-goyangkan badannya teristimewa pinggul dan bokongnya. Fatimah dirundung kegatalan birahi yang paling hebat serta saat ini nuraninya selalu jemput serta rindui kenyotan bibir sang maling itu. Sementara itu saya usaha masih tetap pikir positip. Kalau benar-benar berat menampik rayuan syahwat seperti yang lagi dirasakannya. Secara perlahan serta pastinya kont*lku sendiri bertambah keras serta tegak lihat yangharus saya lihat itu.


Dan klimaks dari pertempuran ‘perkosaan' itu berlangsung. Lelaki maling itu menenggelamkan bibirnya ke Bibir vagina Fatimah. Ia mengisap dan mengenyoti itil istriku dan meneruakkan lidahnya menembusi gerbang kemaluannya. Tidak terelak..


Dalam kucuran keringat yang terperas dari badannya Fatimah menjerit dalam gumam desahnya. Bokongnya makin diangkatnya tinggi-tinggi. Ia terlihat ingin raih orgasmenya. Bukan main. Rata-rata sangatlah susah untuk Fatimah mendapati orgasme. Ini kali belum maling itu lakukan penetratif ia udah dekat pada pucuk kepuasan syahwatnya. Ah.. Tonton ituu.. Betul.. Fatimah mencapai orgasmenya.. Nittaa..


Ia membawa tinggi bokongnya dan terus Diangkatnya sampai sekejap sekalian terkejat-kejat. Kelihatan meskipun tangannya terlilit jari-jarinya mengepal seperti ingin meremas suatu hal.sebuah hal.  Serta kaki-kakinya yang meregang mengatakan begitu nikmat syahwat sedang menimpanya. Itu dia yang dapat diperlihatkan olehnya dipicu tangan dan kakinya masih terlilit ke dipan.


Serta si maling peka. Sebelumnya terburu Fatimah Kepayahan ia naik menindih badan istriku serta membantu kont*lnya ke lubang vaginanya. Berulangkali ia mengocak kecil sebelumnya lantas kemaluan yang cukuplah besar serta panjangnya itu menembus dan ambles ditelan mem*k istriku.


Maling itu langsung mengayun-ayunkan kont*lnya ke lubang nikmat yang kelihatannya disemangati oleh istriku dengan menggoyang serta mengangkut-angkat bokong dan pinggulnya supaya kont*l itu dapat menyentuhi gerbang rahimnya.


Saya sendiri begitu terbakar birahi Lihat insiden itu. Utamanya bagaimana muka istriku dengan rambutnya yang berkeringat mawut jatugh ke dahi serta alisnya. kont*lku benar-benar ketahan oleh celana sempitku. Saya gak sanggup mengerjakan apapun untuk Membebaskan dorongan syahwatku.


Pecutan maling itu lebih cepat dan kerap. Saya yakinkan jika maling itu tengah dirambati nikmat birahinya. kont*lnya yang kian kuat kaku kelihatan licin berkilat lantaran cairan birahi yang memulasinya kelihatan seperti piston diesel masuk-keluar menembusi mem*k istriku. Saya renungkan begitu nikmat menempa istriku. Dengan situasinya yang masih tetap terlilit di tempat tidur, bokongnya terlihat turun-naik atau mengegos menanggapi pompan kont*l lelaki maling itu.


Secepatnya spermanya akan muncrat isikan rongga kemaluan istriku. Dan keliatannya istrikupun akan memperoleh orgasmenya kembali. Orgasme berturutan. Bukan main. Waktu menikah saya dapat kalkulasi berapakah kali ia berkejat-kejat jemput orgasmenya. Tetapi bersama maling ini tidaklah sampai 1 jam ia akan jemput orgasmenya yang ke dua.


Masa-masa pucuk orgasme dan ejakulasinya bertambah dekat, lelaki itu dekatkan parasnya ke muka Fatimah dan tangannya raih selanjutnya lepaskan lakban di mulut istriku. Tapi ia gak memberikannya peluang untuk teriak. Mulutnya langsung menyumpal mulut istriku. Saya lihat mereka sama sama berpagut. Serta itu bukan pagutan paksakan. Istriku kelihatan menyahut lumatan bibir maling itu. Mereka terbenam dalam enaknya pagutan. Dan ahh.. ahh.. aahh..


Maling itu melepaskan cepat pagutannya serta sedikit bangun. Ia menyikat pisau dapur masih yang berada pada dekatnya. Dengan masing-masing sekali babatan ke-2  ikatan tangan Fatimah terhindar. Serta pisau itu langsung dilemparnya ke lantai. Tangan maling itu cepat memegangi badan istriku dan bibirnya memagutinya. Serta tanpa sangsi serta sangsi demikian terhindar tangan istriku langsung merengkuhi badan lelaki maling ini. Sekarang saya saksikan persetubuhan yang hampir prima. Lelaki maling bersama Fatimah istriku langsung terbenam dekati pucuk syahwatnya.


Hingga…


"Aarrcchh.. Cantikk.. Saya keluaarr..


Hhoohh.. Ampun


Istriku pula mendesis bagus, tidaklah ada pembicaraan tapi terang, ia kembali mencapai orgasmenya. Dengan tangannya yang bebas ia dapat mengeluarkan gelegak birahinya. Tangannya mencakar punggung maling itu serta memasukkan kukunya. Tampak bilur sejajar memanjang di kiri kanan punggungnya merembes kemerahan. Punggung maling itu sempat tercedera dan berdarah.


Masih sejenak mereka dalam sebuah dekapan saat sebelum pada akhirannya lelaki maling itu bangun dan menarik kont*lnya dari kemaluan istriku. Aku segera lihat spermanya yang kental banyak tumpah dan menetes dari lubang vagina Fatimah. Sejenak mata maling itu melihati badan istriku yang kelihatan loyo.

Post a Comment

Previous Post Next Post