CERITA DEWASA META SEMOK GELISAH DIGAULI SUAMI TEMAN ARISAN

CERITA DEWASA META SEMOK GELISAH DIGAULI SUAMI TEMAN ARISAN


CERITA DEWASA META SEMOK GELISAH DIGAULI SUAMI TEMAN ARISAN, Hasrat-Bispak66 Seusai demikian lama saya lakoni hidup dengan 2 orang suami disisiku serta sudah banyak kepuasan duniawi yang saya capai, pada akhirnya ada rasa was-wasku. Hati was-wasku muncul bila terlebih Duta hadir dari Jakarta tengah saya tidak dapat melayaninya di tempat tidur lantaran kodratku jadi wanita yang perlu terima tamu"jepang", saya berasa bersalah sekali. WAJIB 4D


Tengah Mas Pujo lantaran tiap-tiap hari ada disisiku saya tidak berasa demikian kebeban dengan rasa bersalah. Sesungguhnya kekeduanya cukup sabar serta ketahui situasiku, juga Mas Pujo dengan suka-rela mengalah buat berikan peluang pada Duta mengesankan dianya sendiri"memerkosa" diriku jika Duta mau pergi rada lama, kebalikannya demikian pula jika Mas Pujo akan dinas luar. Ada kemauanku buat menemukan alternatif peranku sebagai isteri buat mereka berdua waktu-waktu tamu"jepang" itu hadir. Hasrat itu demikian besarnya tekan jiwaku lantaran didorong rasa sayangku pada ke-2 nya.


Sesudah mengangsung baik-buruk dan untung rugi, jalan buat mengaktualkan impianku itu selanjutnya ada. Secara ketepatan saya tengah ikuti arisan ibu-ibu yang teratur dijalankan tiap bulan di kantor suamiku. Kebanyakan menjadi isteri bos saya lumayan melindungi jarak dengan ibu-ibu lainnya, namun tidak tahu sesudah datangnya Duta saya menjadi bertambah PD serta dekat dengan mereka. Satu diantara ibu yang turut arisan teratur itu yaitu isteri orang pimpinan menengah, kami memamggilnya Bu Jhoni(nama rahasia suami). Wanita trah Manado dengan Madura kulitnya tidaklah terlalu putih seperti wanita Manado pada biasanya tetapi malahan dekati mulato namun terlihat bersih serta kemel, tingginya kurang lebih 165 cm, dan bodinya cukup ramping kendati telah memiliki anak dua orang. Yang spesial sebetulnya wujud perutnya yang rata khususnya sisi bawah pusar tidak seperti wanita yang telah miliki anak saja serta umurnya anyar 35 tahunan. Ia terhitung tak elok namun ayu dadanya lumayan besar apabila disaksikan di luar bahkan juga makin besar dari ukuran saya. 

"Mbak Rien saat ini makin segar lho.?" bisiknya satu di saat ditengah-tengah acara arisan yang berisik oleh suara ibu-ibu.


"Ah jeng Meta (kedok) ini dapat saja, Mbak sejak dulu kan begini-begini saja to." jawabku kendati ada rasa GR pun dalam hati.


"Betul lho Mbak, Mas Jhony saja kerap komentar kalaupun dikantor ini Mbak termaksud orang yang semlohai (semok molek aduhai) walaupun udah berusia" terusnya.


"Itukan bisa-bisanya Dik Jhony" jawabku sekenanya.


"Namun betul lho Mbak, apa sich resepnya? Mbok saya diberitahu jamunya" bisiknya minta.


"Aa.. H jeng Meta ada saja, kelak jika Mbak kasih tahu pun buang waktu wong tidak dapat disebarkan" jawabku sekalian ketawa.


"Yang betul Mbak..? Apa sich Mbak saya kok ingin tahu" ubernya.


"Betul pengen tahu..?"


"Ya.!"


"Minum Air liur burung" bisikku sekalian merapat ke telinganya.


"Burung apa Mbak" kejarnya ingin tahu.


"Burung.. Burungnya Mas Pujo" bisikku kubuat serius.


"AH! Mbak guyon!"


"Benar jeng, ini benar lho jeng" jawabku.


"Itukan biasa Mbak"


"Biasa bagaimana, kalaupun sebatas ML terus usai ya biasa jeng namun ada langkahnya" jelasku.


"Jeng Meta ML dengan Dik Jhony berapakah kali satu minggu?" lanjutku.


"Sangat sekali ya kadangkala 2x Mbak" jawabannya.


"Bila ML apa yang jeng Meta kerjakan?" tanyaku kembali.


"Ya biasa Mbak bercumbu terus gitulah..! Selalu tuntas ya telah demikian saja" jawabannya.


"Lho ya udah bagaimana to jeng, hendaknya kan ada pemanasan, permainan selalu pendinginan serta apa jeng Meta terus bisa menggapai pucuk?"


"Tersebut Mbak problemnya, saya kerap ditinggalkan menggantung" jawabannya sekalian menerawang.


"Selalu"


"Ya jika sudah demikian amat saya yang sensitif serta kebanyakan hanya dapat menumpahkan ke tugas rumah Mbak" terusnya.


"Nach itu jeng pembedanya, Mbak dengan Mas Pujo terus pucuk bahkan juga beberapa kali lho" jawabku.


Kusaksikan mukanya tampak kagum serta nampak rasa ingin taunya yang terpancar dari matanya.


"Jeng ML itu bila dijalankan secara benar dan suka hati dapat membuat kita tahan lama muda, sebab kerja hormon-hormon dalam badan kita jadi maksimum" lanjutku memaparkan bak seaorang dokter.


"Oooh itu to Mbak rahasianya..!" nyinyirannya.


"Maka itu saya omong, walaupun Mbak kasih tahu kan jeng Meta belum pasti dapat.. Sampai.." jelasku menyengaja memancing reaksinya.


"Bahkan juga apa Mbak.?" Tanyanya tidak sabar.


"Juga kalaupun jeng Meta Mbak suruh belajar sama Mas Pujo  belum pasti pengen" lanjutku sekalian berbisik.


"Ahh Mbak" jawabannya sembari mencubit lenganku.


Narasi kami selesai dengan selesainya acara arisan, sebelumnya pergi Meta sempat berbisik kapan waktu pengin dengar pendapat kujawab ya kapan pun. Sampai kubisiki kelak belajar langsung saja ama Mas Pujo.


Satu minggu sesudah itu sewaktu itu jam 19.00 malam, Duta anyar tiba dari Jakarta lagi saya kembali ada tamu jepang jadi saya dengan maksud berikan blowjob Duta sedang Mas Pujo masih ogah-ogahan didekat kami berdua, mendadak telpon berdering, sebab saya dan Duta nyaris telanjang karenanya Mas Pujo yang membawa telpon.


"Halo selamat malam" salam Mas Pujo, saya gak tahu apa jawaban disamping sana, namun,


"Ya betul, ingin bercakap dengan Mbak Rien..? Sekejap ya, dari siapa? Meta! Oh jeng Meta, Meta Jhony?" bertanya Mas Pujo, dengar itu saya bangun, Duta terpaksa sekali membebaskan pelukannya padaku. Sebetulnya jalan cerita ini saya yang buat, karena saya mau Meta bisa main kerumah maka dari itu kuminta Mas Pujo memberikan tugas Jhony keluar kota untuk supervisi waktu tiga hari.


"Halo jeng Meta kok tumben nelpon malam-malam" sapaku mulai pembicaraan.


Kami bicara panjang lebar hingga selanjutnya mengusik percakapan kami di arisan dahulu. Kuulangi tawaranku untuk belajar pemanasan dengan Mas Pujo, atau menyaksikan saja kami yang mempraktikkannya berdua. Meta ingin tahu periode saya dan Mas Pujo pengin bercinta disaksikan pihak lain, kujawab jika saya cuman dapat kalaupun orangnya itu Meta, lain tak lagian hanya sekedar beberapa cara pemanasan. Meta ternyata mulai panas selanjutnya kuulangi kembali tawaranku serta jawabnya.


"Iya Mbak BT nih anak-anak udah pada tidur, Mas Jhony dinas luar" jawabannya.


"Ya udah to main saja ke rumah, kami semua sedang gak ada aktivitas kok lagian masih sore" jawabku.


"Namun Mbak,"


"Apa?"


"Saya malu sama Mas Pujo,.." jawabannya.


"Tidak pa-pa kami cuman berdua kok, gak boleh was-was kelak pulangnya kami antara" jawabku.


"Oke Mbak namun janji lho.. gak perlu dipraktekin sama saya.." pintanya akhiri perbincangan.


Sesudah itu kami tutup penuturan, rumah Meta kurang lebih 15 menit dengan naik kendaraan. Kuminta Duta bersabar dan bersembunyi di kamar sementara saya dan Mas Pujo yang bakal terima Meta. Ide ini pernah kuutarakan awal mulanya sama suami-suamiku. Lebih kurang 25 menit kami menanti ada orang menekan bel pintu pagar, Mas Pujo yang ketika itu hanya gunakan piyama tiada dalaman yang membuka pintu.


"Malam Mbak," sapa Meta demikian masuk pintu rumah disertai Mas Pujo.


Meta gunakan pakaian lumayan ketat maka dari itu dadanya yang membusung terlihat buram tetapi saya sangat percaya laki laki mana pun akan ingin tahu ingin mengetahui didalamnya, ditambah dengan kancing depan serta belahan dada yang cukup kebawah lagi bawahan dia gunakan celana jean kelihatan seksi sekali pantatnya.


"Malam, wah.. Jeng Meta tidak nyagka lho bila dapat main kerumah tidak kesasarkan?" tanyaku.


Selesai mempersilakan Meta duduk kami bercakap ngalor-ngidul sampailah selanjutnya mengusik persoalan dipan, Mas Pujo bisa menyaksikan ekspresi muka Meta yang bosan tahu bila dia memulai kepancing birahinya. Sebab pembicaraan kami yang menggairahkan saraf telinga Meta dan kami tidak mengucapkannya secara vulgar, tanpa ada berasa jam perlihatkan angka 9 malam, Meta was-was.

CERITA DEWASA META SEMOK GELISAH DIGAULI SUAMI TEMAN ARISAN

"Mbak telah malam nih Meta pengen berpamitan" pintanya namun matanya kelihatan sayu.


"Gak boleh dahulu ucapnya pengen belajar rahasianya Mbak" jawabku sekalian menyaksikan Mas Pujo penuh makna. WAJIB 4D


"Ah Mbak.. Malu ah sama Mas Pujo"


Saya dekati Mas Pujo serta kucium ia dibibirnya denga mesra dan halus.


"Tidak pa-pa kan Mas?" pintaku Mas pujo menganggangguk sekalian merengkuhku, kami berciuman, dan sama-sama raba di muka Meta, sementara Meta kusaksikan merah padam wajahnya memandang episode kami, meski begitu saya melakukan secara halus serta berhati-hati sekali.


"Begini kami melakukan jeng," kataku menerangkan seperti dosen saja.


"Ah.. Mbak, Meta jadi kebingungan nih.., Meta pulang saja ya Mbak" pintanya tetapi tidak bergerak.


"Ayolah.. tidak pa-pa" kami berangkulan dekati Meta yang mulai seperti cacing kepanasan. Mas Pujo tahu kondisi selekasnya merapat hingga duduk bersebelahan di sofa panjang yang ditempati Meta, terus digenggamnya ke-2  tangan Meta, Meta menunduk malu.


"Mbak.. Namun cu ma se ba.. tas langkah pemanasan saja lho Mbak" pintanya sekalian melihatku.


"Ya, Mas hanya dapat mempertunjukkan trik pemanasan saja sama jeng Meta" jawab Mas Pujo sabar.


Perlahan-lahan disentuhnya dagu Meta dipandangnya matanya dalam-dalam penuh hati, mendapatkan perbuatan sesuai itu dari Mas Pujo Meta pejamkan mata, perlahan-lahan Mas Pujo mencium bibirnya tiada melumatnya. Ahh! Meta mendesah, diulangnya ciuaman itu oleh Mas Pujo dengan tempelkan bibirnya cukup lama, Meta mulai bereaksi dengan mengulum bibir Mas Pujo dan Mas Pujo mulai menaikkan laganya, tangannya berganti ke bawah ketiak Meta serta tarik badan Meta kepelukannya. Semuanya ini dikerjakan di sofa ruangan tamu, sekalian duduk bedempetan.


Mas Pujo mulai meraba dada Meta yang membusung, dan Meta mulai mendesah-desah mereka masih berciuman sama-sama lumat dan sama-sama hirup (kepentingan bersilat lidah memang Mas Pujo benar-benar pintar). Sesudah nyaris sepuluh menit mereka sama sama raba Mas Pujo mempertingkat laganya dari meraba sisi luar lagi melepaskan kancing atas pakaian Meta jari-jari tangannya mulai menyisir pinggir BHnya ketujuan ketengah. Meta melenguh seperti sapi disembelih demikian tangan Mas Pujo mancapai putingnya dan menjepinya dengan 2 jemari. Sedangkan mulut Mas Pujo mulai merembet ke bawah menjurus belahan dadanya yang sekal.


Tiada diakui Meta tangan kanan Mas Pujo sudah menyusup ke punggung Meta dan membebaskan kait BH Meta karenanya tampaklah buah dada Meta yang kuat serta menentang, tanpa ada buang peluang langsung Mas Pujo melumat putingnya. Meta mulai tidak bisa membatasi diri, ia lupa dengan janjinya sendiri, tangannya secara reflek menggerayang sisi depan Mas Pujo serta mulai melaksanakan pijatan-pijatan lembut mulai dada, pusar serta lurus ke bawah pusar. Tanpa menampik Mas Pujo justru berikan peluang pada Meta menyorongkan tubuhnya, sekalian mulutnya terus bergelayut di puting Meta, tetapi tanggannya sudah memulai menarik resleting celana jeannya. Meta gak henti-henti mendesah, perlahan-lahan saya ke sakelar lampu kukecilkan maka keadaan kelihatan redup dan tambah romantis.


Meta telah melempengkan kakinya di sofa sekalian kepalanya bersangga pada tanganan sofa, sementara tinggal memakai CD warna merah, Mas Pujo belum membebaskan piayamanya dengan status di atas Meta namun batangnya telah terlihat menunjuk lantaran diurut-urut Meta. Perlahan-lahan Mas Pujo menggigit tepian CD Meta dan menariknya kebawah hingga bugil Meta masih tenang karena mungkin memandang Mas Pujo tak membebaskan piyamanya. Mas Pujo mulai mejilati perut Meta turun menuju pusar lagi menciuminya serta meleletkan lidahnya kebawah mencium rambut kemaluan Meta, diberlakukan demikian Meta meracau gak karuan.


"Aduh Mas.. Mbak Meta tidak tahan.. oh Mas Pujo"


Saya memberinya code pada Duta, waktu itu Mas Pujo udah memasukkan parasnya di selangkangan Meta, menjilat-jilati klitoris Meta, Meta dengan status buka ke-2  pahanya pinggulnya terhalang pegangan bangku maka dari itu saat ini kepalanya ada di bawah. Dengan status ini karenanya nampaklah gundukan bukit venus yang elok dan merekah merah maka dari itu membantu untuk penetratif.


Perlahan-lahan Mas Pujo mundur dan Duta yang udah telanjang bundar maju dengan palkon siap serbu, Meta masih terbenam dalam kepuasan yang diterimanya nyaris satu jam dicumbu Mas Pujo, tidak mengira jika ada perubahan status di bawah. Duta langsung mengenggam palkonnya serta arahkan ke lubang surga Meta, dengan tepat Duta menghentak dan bles..!


"Ahh Mas saya tak ingin.. tak mau" sembari meronta tetapi sekencang kilat saya membelai serta mengulum putingnya, lagi Duta langsung mengancing kaki Meta karena itu Meta cuma dapat mendesis dan pengen berontak namun lantaran gempuran rasa nikmat yang hebat dia cuma menggeleng-gelengkan kepalanya.


"Ahh Mbak.. Mas.. Kalian nakal aduhh.. Oh.. Mengapa ini ohh.. Ohh.. Mbak saya tidak tahan.. Gak ta.. Hhaan.."jerit Meta sembari melafalkanng napasnya mengincar seluruhnya otot-otot tubuhya meregang tandanya orgasme hingga sampai.


Duta menyamai dengan kocokan-kocokan perlahan-lahan serta teratur sampai dibiarkannya Meta nikmati orgasmenya yang pertama-kali yang nyaris membuat tidak sadar diri. Seusai napas Meta aga teratur perlahan-lahan Duta mulai memompa karenanya perlahan-lahan Meta mulai buka matanya dan..


"HAAH Mbak kok bukan Mas Pujo..!" teriaknya was-was sembari pengin berontak namun penguncian Duta dan kocokan-kocokan palkon Duta di memeknya membikin ia tidak memiliki daya.


"Bagaimana Mbak? Saya tidak mau Mbak, saya pengin sama Mas Pujo saja," teriaknya kembali.


"Tenang jeng, tenang..!" kucoba menentramkannya, sembari kukedipi Mas Pujo untuk bersiap gantikan statusku.


Mas Pujo merapat dan memulai melumat puting Meta yang samping kiri sementara tangan kirinya meremas-remas puting yang sisi kanan. Memperoleh gempuran terus-menerus dari bawah serta atas Meta jadi naik birahi kembali..


"Ahh.. Mbak, Mas bagaimana ini kok ini to, ahh nikmat Mbak.. Meta tidak tahan Mas, mari terus Mas.. Yang keras.." ceracaunya Meta menyebutng kembali menjejaki orgasmenya yang ke-2 .


Dutapun terlihat mulai berkerenyit dahinya serta semakin keras kocokannya, penanda pengin menggapai orgasme jadi segera saya ambil sementara Mas Pujo langsung mengambil alih status Duta mengocak vagina Meta dengan palkonnya tiada memberikan peluang di Meta untuk mengendalikan napas. Kucium dan kukulum kepala kontol Duta di muka Meta sekalian mengocak-ngocok batangnya.. Serta..


Creett.. Crett.. Cret..


Kuminum sperma Duta yang tumpah dimulutku. Meta menyaksikan semuanya sekalian mendelik meredam nikmat lantaran kocokan Mas Pujo. Sesudah nyaris 1/2 jam mereka sama sama pacu pada akhirnya mulai ada tanda-tandanya Mas Pujo serta Meta akan gapai pucuknya serta..


"Aaahh Mas saya tidak kuat.. Saya.." demikian teriak Meta menjejaki orgasmenya yang ke-3 . Mas Pujo memberikan peluang buat ambil napas sekalian kadang-kadang masih mengocak vagina Meta perlahan-lahan.


"Sini Mas.. Sini Mas.." pinta Meta di Mas Pujo sekalian tangannya menggapai-gapai.


Mas Pujo akhiri kocokannya dan mengambil kontolnya dan menyorongkannya ke dalam mulut Meta, sembari masih tetap berbaring telentang di sofa dikulumnya kontol Mas Pujo yang telah lebam serta berenyut-denyut. Selanjutnya.. 


Crett.. Crett.. Crett


Muncratlah sperma Mas Pujo di mulut Meta, Meta menelannya sembari membeliakkan mata, barangkali belum biasa tetapi lantas dijilatinya beberapa sisa sperma diujung kontol Mas Pujo.


Sesudah itu mereka bertiga istirahat mengendalikan napas, sekalian nikmati beberapa sisa orgasme yang mereka alami.  Meta mengerling padaku. Kala itu telah jam 11-an malam.


"Mbak Rien nakall..!" rengeknya manja, sembari memukul bahuku.


"Lho kan jeng Meta sendiri yang keterusan.." jawabku.


"Ahh Mbak ni lho, Meta jadi malu ama Mas Pujo.. Eh.. Mas yang satu siapa Mbak?" tanyanya sekalian mengerling ke Duta.


"Adiknya Mas Pujo! Duta" jawabku.


"Jeng Meta ingin pulang..?" tanyaku kembali.


"Ya dech Mbak, telah malam nih kelak anak-anak cari" jawabannya.


Saya dan Duta membawa Meta pulang tengah Mas Pujo nanti rumah, di jalan Meta ucapkan terima kasih sama Duta, ucapnya anyar kali inilah merasakan multiorgasme yang sekian lama ini cuma impian saja. Meta sampai berani mencium Duta di depanku waktu dia turun dari mobil. Seusai mengantarkan Meta pulang saya mendapatkan kecupan spesial dari Mas Pujo dan Duta ucapnya mereka tidak pernah mengayalkan wanita lain sejauh ini karena sebetulnya sekian lama ini mereka udah terasa cukup hanya serviceku. Tetapi kemunculan Meta bikin mereka lebih berbahagia. Dan sepanjang 3 hari mereka berdua terus bisa mengesankan Meta bahkan juga saat hari paling akhir Meta meminta nginap di rumah dan mereka main hingga 4x. Jadi isteri saya masih risau lihat keperkasaan mereka berdua, tetapi kemunculan Meta bisa sedikit sebagai obat kegelisahanku.


Pembaca yang budiman hingga sampai sekarang nyaris setahun saya Meta, Duta dan Mas Pujo tanpa ada Jhony melaksanakan ini. Meta jadi rajin memiara dianya dan dia semakin berbinar dia sangatlah menggemari Mas Pujo biarpun begitu kami seluruh berbahagia. Ada pembaca yang tawarkan kepadaku untuk ML namun memohon maaf saya gak bisa sebab saya cuma dapat untuk Dutaku serta Mas Pujoku, kehadiran Meta sebetulnya tidak mereka kehendaki pula namun sebab sudah telanjur jadi kami setuju menyambung tidak tahu sampai kapan yang pasti kami sama-sama mencintai

Post a Comment

Previous Post Next Post